SELAMAT DATANG DI AGEN TERPERCAYA JUDI ONLINE DAN DAPATKAN BONUS BERLEBIH SEKARANG JUGA PetikPisang69 - TRAGEDI HERI DI KAMAR MANDI | PetikPisang69

PetikPisang69 - TRAGEDI HERI DI KAMAR MANDI

TRAGEDI HERI DI KAMAR MANDI


PetikPisang69 - Namaku Heri , tinggal di kota bekasi ayah dari 3 orang anak, anaku yang sulung saat ini telah berusia 9 tahun dan yang bungsu 7 thn mereka hanya terpaut usia masing-masing satu tahun, usiaku 35 tahun aku dua bersaudara dengan adiku yang bernama Rina yang saat ini telah berusia 28 tahun , kami di lahirkan dari keluarga yang sederhana, kedua orang tuaku telah meninggal dunia saat aku masih duduk di bangku SMA, sejak saat itu adiku tinggal bersamaku, aku mempunya seorang istri yang lumayan cantik sebut saja Susan yang saat ini berusia 31 tahun.

Aku ingin berbagi kisahku, kejaidanya sekitar 5 tahun yang lalu, kehidupan rumah tanggaku merupakan keluarga yang harmonis, hubungan sex kami tergolong sangat sangat intens, karena masing-masing dari kami memang hyper dalam sex, minimal kami akukan sehari sekali sudah seperti menu wajib sebelum atau sesudah tidur kecuali ada sesuatu hal yang kami tidak dapat melakukanya.

Hingga suatu waktu aku di fonis lumpuh pada kaki oleh dokter setelah aku mengalami kecelakaan tabrak lari, hari-hariku kulalui diatas kursi roda, aku di berhentikan oleh perusahaan tempatku bekerja dengan alasan efisiensi karna aku dinilai sudah tidak bisa optimal lagi dalam menjalankan pekerjaan, 3 bulan istriku merawatku, sering aku di mandikan oleh istriku, tapi meski aku lumpuh hasrat sex ku masih sangat tinggi, hanya saja aku mengalami ejakulasi dini.

Dengan kondisi yang lumpuh biasanya aku bersetubuh dengan istriku dalam posisi terlentang, istriku mengambil posisi di atas kadang tengkurap atau duduk di atasku, aku hanya diam dengan senjata yang tegang istriku yang beraksi memaju mundurkanya, aku bisa bertahan hanya kurang dari 30 detik, istriku sering bilang kalau dia belum orgasme dan dia sangat mendambakan itu seprti dulu lagi, makin lama intensitas sex kami smakin berkurang karena ketidak puasan istriku, akupun mencoba memahaminya.

menginjak bulan ke 4 tabunganku menipis, sudah banyak yang ku keluarkan untuk biaya berobat, istriku mulai mencari pekerjaan dan di terima di perusahaan swasta, sedangkan adiku putus kuliah karena tidak ada lagi yang membiayai, adiku pun berusaha mencari pekerjaan tapi belum juga mendapatkan, untuk sementara adiku mengambil alih tugas istriku mengurus aku dan 3 keponakanya, sejak saat itu smua kebutuhan keluarga mutlak di penuhi oleh istriku.

Semakin hari istriku smakin sibuk dengan pekerjaanya tak jarang dia pulang larut malam, pertengkaran- pertengkaran pun mulai mewarnai kehidupan rumah tangga kami, meski hasrat sexku masih tinggi aku sudah tidak melakukanya lagi, aku berusaha meredam hasrat itu meski kadang aku tak bisa tidur sampai pagi.

Pernah suatu ketika saat aku di mandikan oleh adiku aku sedang berhasrat hingga celana pendeku menggelembung karena senjataku yg tegang tapi adiku entah pura2 atau memang tidak menyadari hingga tidak memperdulikan kondisi celanaku, aku memang selalu memakai celana pendek tanpa cd kalau sedang di mandikan, apalagi aku melihat pemandangan di depanku saat itu adiku mengenakan kaos putih hingga saat terkena percikan air menjadi makin transparan hingga terlihat jelas bentuk payudaranya meski masih terbugkus bra, yang makin membuatku bergairah pada saat dia menyabuni kakiku aku melihat jelas di depan mataku dua buah gunung dengan bra warna hitam dari sela kerah kausnya,

sesekali adiku tak sengaja menyentuh senjataku hingga membut detak jantungku makin cepat, tapi mengingat dia adik kandungku aku menahan hasrat itu, adiku pernah bilang kalau dia sagat menyayangi aku, apapun akan dia lakukan untuk membahagiakan aku selama dia mampu, dalam hatiku bertanya

“bagaimana dengan sex..?”dapatkah dia mengabulkanya.. ? ah sudahlah”, aku mencoba buang jauh-jauh pikiran itu.

Suatu hari adiku bercerita kalau dia melihat istriku di sebuah mall dengan seorang laki-laki, sejak saat itu timbul kecurigaanku dan akupun memerintahkan adiku untuk menyelidikinya, ternyata menurut penyelidikan yang adiku lakukan istriku selingkuh dengan rekan kerjanya, aku sangat marah rasanya sakit sekali hati ini, aku merasa harga diriku di injak-injak, kemudian terjadilah pertengkaran besar antara aku dan istriku pada suatu malam ketika istriku baru pulang, untunglah semua anak2ku sudahh tertidur, adiku yang melihat pertengkaran itu hanya bisa menangis.

Aku mulai enggan untuk tidur sekamar dengan istriku, terkadang aku tidur di sofa, atau di kamar anak-anak, meski hubungan antara kami sudah kacau tidak pernah sekalipun istriku meminta cerai, dengan kondisi keluarga yg spt itu aku tak berdaya, ingin sekali rasanya untuk menceraikanya tapi dengan kondisiku yg spt ini apa mungkin aku bisa melanjutkan hidupku sedangakan semua kebutuhan keluarga istrikulah yg menanggungnya, aku merasa sangat terpuruk sekali, merasa hidupku sudah tidak berarti lagi, meski dia tau adiku yang menceritakan hubungan gelapnya dia tidak marah dengan adiku, sikapnya tidak berubah tetap seperti tidak terjadi masalah.

Suatu pagi saat aku bangun tidur dengan burungku yg berdiri, aku bingung harus kemana melampiaskan hasratku dengan istriku tidak mungkin mengingat kondisi hubungan kami lagipula dia sudah berangkat bekerja, lalu aku teringat adiku dalam hatiku berkata

“mungkinkah dia mau melakukanya?” akhirnya akupun nekat menyusun rencana, aku menghampiri adiku yang sedang memakaikan baju si bungsu,
“Rina.. mas mau mandi tolong kamu mandiin mas ya!”
“Baik mas, sebentar lagi si dede sudah mau selesai.”

Sebenarnya aku tidak selalu di mandikan hanya terkadang saja kalau aku sedang malas, adiku benar-benar sangat menyayangiku, setelah selesai merapikan handuk bekas si bungsu adiku langsung menghampiriku dan mendorong kursi rodaku sampa di kamar mandi, biasanya kalau aku sedang di mandikan kamar mandi tidak pernah di tutup karena aku memang tidak bugil hanya mengenakan celana pendek tanpa cd, tapi pada saat itu aku telah merencanakan sesuatu.

“Rin tolong pintunya di tutup!”
“Baik mas’’

Tanpa bertanya apa-apa Rina menuruti perintahku, sebelum dia selesai menutup pintu aku kembali bicara.

“Sekalian di kunci Rin!’’

Rinapun menguncinya.

Saat dia sedang menyabuniku aku memberanikan diri untuk bicara.

“Rina… kamu pernah bilang kalau kamu sayang mas, dan kamu mau melakukan apa saja demi membahagiakan mas”
“Iya mas.. selama Rina mampu, Rina mau melakukan apa saja asal mas bahagia, Rina Cuma punya mas di dunia ini, dan selama orang tua kita meninggal dunia maslah yang mngurus aku dan membiayaiku sekolah, makanya Rina sayang sekali sama mas, Rina ga mau kehilangan keluarga satu-satunya”
“tapi kan kamu saat ini sudah putus kuliah”
“Rina sangat mngerti keadaan mas, Rina ga mau jadi beban saat mas susah dan saat keluarga ini sedang di ambang kehancuran”

Aku berpikir sejenak, lalu.

“Rina, kamu tau kan selama beberapa bulan ini mas sudah tidak sekamar lagi dengan susan”
“ya mas Rina tau”
“Berarti Rina tau kan kalau kebutuhan biologis mas tidak terpenuhi?’’
“tau mas”
“Tolong Rina bukakan celana mas!’’

Rina memandangku sebentar, dan langsung membukakan celanaku.

Posisiku duduk di kursi baso yang sengaja di siapkan utk aku mandi, sehingga adiku agak kesulitan membukakanya, setelah terbuka terlihat burungku yang dari tadi sudah berdiri, adiku tidak berani memandang burungku, dia hanya menunduk.


“Rina.. tolong sabuni itu’’

Sambil aq menunjuk ke arah burungku, dan Rina pun menyabuni tanpa melihat kea rah burungku, sentuhan tanganya membuatku semakin bergairah seperti ada aliran listrik yang yang mengaliri seluruh badanku.

“Di kocok dong Rina, mas sudah lama ga merasakan”
“iya mas”

Rina pun mengocok burungku hingga setengah menit kemudian cairanku keluar membasahi muka adiku, sangat banyak sekali mungkin karena aku sudah lama tidak ml, aku merasakan sensasi yang luar biasa sekali.

“maafkan mas Rina”
“iya mas ga apa-apa Rina rela, asal mas senang”

Pada sore harinya aku kembali meminta adiku untuk memandikanku, dan seperti yang tadi pagi aku memerintahkan Rina untuk mngunci kamar mandi dan membukakan celanaku.

“Rina.. kamu mau mengulum punya mas?”
“mau mas”

Dan Rinapun memegang burungku dan memasukanya kedalam mulutnya, mau tidak mau Rina melihat burungku, dengan lembut Rina memainkan burungku dengan lidahnya, tanpa ku duga perlahan Rina terlihat bernapsu, dan akupun makin bergairah.

“Buka aja kaos kamu Rina”

Rina membuka kaosnya dan tanpa kuduga dia pun membuka branya, aku sangat terkejut sekali melihat dua buah dada yang indah milik adiku, akupun langsung menarik tanganya dan melumat kedua buah dada adiku, setelah aku selesai bermain dengan buah dada Rina melanjutkan mengulum burungku dengan penuh gairah, satu menit kemudian keluarlah spermaku di dalam mulut adiku, aku melihat adiku tidak memuntahkanya.

“kamu telan sperma mas ya?’’
“iya mas”
“memang tidak jijik?’’
“ngga mas, kata orang sperma itu sehat”

Kembali aku merasakan sensasinya spermaku di telan oleh adik kandungku, sangat luar basa.

Semakin hari permainan terlarangku dengan adik kandungku semakin meningkat , tanpa ada seorangpun yang tau skandal itu, adiku mulai berani bugil tanpa busana kalau sedang memandikan aku, dan akupun tidak menyia2kanya dengan melumat miss v punya adiku, terlihat sekali begitu bergairahnya adiku melakukanya,dan terlihat sangat menikmatinya, biasanya dia duduk di atas bak mandi dan aku duduk di kursi yang posiisinya lebih rendah dari kamar mandi hingga memudahkan aku untuk mempermainkan miss v milik adiku, akupun tidak mau melewatkan sensasi menelan cairan adiku, sekali lagi sangat luar biasa sensasinya.

Kebiasaan istriku pulang malam masih berlanjut, hingga pada suatu malam aku tidak bisa tidur dan merasa bergairah sekali, anak anak sudah terlelap tidur, aku lihat Rina sedang menonton tivi, akupun berjalan dengan kursi rodaku menghampirinya, Rina menoleh ke arahku dan bertanya.

“Kenapa mas, ko belum tidur?’’
“badanku pegel-pegel Rina, kamu mau memijit mas?’’

Rina pun menghampiriku dan memijit pundaku

“Kita ke kamar kamu saja, mas mau sambil tiduran”

Rinapun mendorong kursi rodaku, menuju kamarnya, setelah aku di baringkan Rina mulai memijitku tanpa sungkan-sungkan Rina memijit seluruh badanku, aku dalam posisi telanjang badan, hanya memakai celana pendek tanpa cd seperti biasanya.

“Rina bukai celana mas dong!’’

Sepertinya Rina mengerti arah pembicaraanku.

“Baik mas, Rina mau mengunci pintu dulu”.

Setelah kembali dari mengunci pintu diapun langsung membuka celanaku dan langsung mempermainkan barangku yang sudah tegang, dengan lembut dia mengulum burungku, tidak lama kemudaian Rina membuka baju, bra, dan celananya, terlihatlah tubuh indah adiku tanpa busana, kami berciuman mesra bagaikan sepasang suami istri posisiku di bawah dan Rina menindihku, setelah itu aku melumat buah dada adiku, desahan demi desahan terlontar dari mulut adiku yang semakin membuatku bergairah,

kemudian kami merubah posisi menjadi 69, miss v adiku aku perlakukan dengan lembut menggunakan lidahku sampai saat ku hisap klitorisnya adiku menggelinjang menikamati permainanku, permainan adiku pun tidak kalah hebatnya di kulumnya dalam-dalam batang kemaluanku hingga mulutnya penuh, tak lama kemudian spermaku keluar dan kembali di telan adiku, sesat kami saling terdiam, tak lama kemudian adiku kembali mengocok kemaluanku meski saat itu masih belum tegang, dengan perlahan adiku berusaha membangunkan kemaluanku,

hingga akhirnya kemaluanku berhasil tegang lagi, kami pun memulai permainan ronde kedua, saat kami sedang posisi 69 tiba-tiba adiku bangkit dan duduk di atas kemaluanku dia gesek2an miss v nya dengan mr p ku, rupanya dia sangat bergairah hingga dia berusaha memasukan batang kemaluanku kearah memeknya, aku terkejut tapi merasakan sensasi yg luar biasa saat ujung kemaluanku baru masuk sedikit ke dalam lubang memeknya, dia mendesah dan sedikit teriak, mungkin dia merasakan sakit hingga membatalkan untuk memasukanya lebih dalam, aku yang sudah di puncak birahi langsung menarik kembali pinggang adiku menekanya kebawah secara berulang-ulang hingga perlahan lahan masuklah seluruh batang kemaluanku menembus memeknya, terasa sangat sempit sekali, dengan perlahan adiku menaik turunkan pinggangnya, dalam hatiku berkata

“ah.. kenikmatan yang luar biasa kembali aku dapatkan dari adiku tercinta”

Adiku terus menggoyangkan bokongnya, terdengar rintihan2 keci keluar dari mulutnya, aku hanya bisa menikmatinya tanpa bisa mengimbangi permainan adiku yang sangat erotis, setelah 2 menit aku merasakan kemaluanku ingin meledak, dan keluarlah spermaku di dalam liang memek adiku, tapi adiku trus menggoyangkan bokongnya, aku meraskan ngilu pada kemaluanku, rupanya dia belum orgasme dan ketika burungku sudah menciut baru dia mencabutnya, kembali aku merasa bersalah terhadap adiku.

“Maafkan masmu Rina”
“Ga papa mas Rina senang ko melakuknya, Rina senang melihat mas bahagia, tapi mas…”
“Tapi kenapa Rina?’’
“Tapi.. Rina belum keluar”
“Oo….kalu begitu sini mas jilat aja”

Rinapun menyodorkan memeknya ke mulutku, aku terkejut melihat ada noda darah di vagianya.

“Rina..kamu masih perawan?’’
“iya mas”
“Rina belum pernah ml sama pacar Rina?’’
“Belum, lagian Rina sekarang sedang tidak punya pacar, dulu waktu punya pacar Rina jaga betul-betul keprawanan Rina, Rina cuma mau menyerahkan keprawanan Rina sama orang yang seprti mas, Rina sangat mengidolakan laki-laki seperti mas, tapi sejauh ini Rina belum menemukanya”

Akupun melanjutkan melumat memek adiku meski ada sedikit noda darah aku tidak memperdulikanya, selang beberapa menit kemudan adiku mengejang, dan kurasakan memek adiku banjir aku segera membersihkanya dengan lidahku, dan menelanya habis.
Kamipun lemas terdiam, adiku masih bugil dan berbaring di sampingku sambil memeluku

“mas… sejak mas lumpuh Rina sangat sedih sekali, apalagi melihat dari hari kehari mas tidak ada perubahan, sebenarnya Rina dari dulu mau ngomong cumin takut mas tersinggung”
“Mau ngomong apa Rina?”
“Menurutku mas terlalu malas untuk berlatih berjalan, dan melakukan sesuatu yang bisa melatih kaki mas supaya bisa normal kembali”
“Entahlah Rina mas sudah merasa putus asa sekali kalu tidak mengingat kamu dan keponakan2mu”
“Bangkitlah mas, ma situ masih muda masih bisa melanjutkan hidup normal, Rina siap membantu untuk melatih mas berjalan atau melakuakan sesuatu yang bisa membuat mas normal”
“Baiklah Rina mulai besok mas akan berlatih, tapi kamu bantu mas ya!”
“Nah gitu dong mas, Rina siap membantu mas melatih semuanya sampai melatih itunya supaya ga cepet keluar “

Rina menunjuk batang kemalunku yang sedang tertidur, akupun tersenyum sambl mencubit hidungnya, dan Rina memakaikan bajuku kembali setelah dia juga selesai memakai bajunya, Rinapun mengantarku ke kamar anak2, sebelum meninggalkanku dia mengecup pipiku.

Hari-haripun berlalu dengan telatenya Rina melatihku berjalan, banyak motifasi2 yang dia lontarkan terhadapku berusaha membangkitkan gairah hidupku, aku merasakan nyaman sekali bila ada di sisi adiku, dia begitu dewasa sangat jauh dari dugaanku yang selalu mengnggap dia adalah si kecil yang lucu dan manja, hubungan ranjangpun terus berlanjut, Rina memutuskan untuk suntik KB supaya tidak hamil, dia sudah bagaikan istriku, saat anak-anak libur sekolah dia mengajaku jalan ke Mall bersama anak2ku, istriku tidak mencurigainya dia beranggapan itu hanyalah hubungan biasa antara kakak dan adiknya.

Menginjak tahun ke 3 kondisiku mula pulih aku sudah bisa berjalan dengan tongkat, permainan sexku pun perlahan pulih hampir bisa seperti semula, sementara komunikasiku dengan istriku hanya lewat adiku, istriku kalau mau menyampaikan sesuatu lewat adiku.lalu aku memutuskan untuk buka usaha dengan membuka toko kecil di depan rumahku dengan bantuan adiku, semua modal dari istriku adikulah yang menyampaikan rencana kami untuk membuka toko, istrikupun menyanggupinya.

Setelah usaha kami berjalan satu setengahtahun toko kami mengalami kemajuan hingga toko kami di perbesar, dan akupun sudah bisa berjalan normal meski terkadang masih terasa ada yang sakit di kakiku, adiku bercerita kalu dia sudah punya pacar dan akan segera menikah, pacarnya adalah teman masa sma dulu yang memang sudah lama naksir adiku, tapi adiku selalu menolaknya karena pemuda ituterlihat cupu, tapi setelah sekian lama tidak bertemu ternyata pemuda itu telah berubah menjadi lebih macho dan sudah menjadi sarjana , dia telah bekerja di sebuah perusahaan oil&gas swasta dengan posisi yang lumayan, aku bahagia akhirnya adiku telah menemukan jodohnya,

2 bulan kemudian adiku menikah, akulah yang menjadi walinya, dan dia tinggal dengan suaminya masih di kota ini juga, sempat adiku mengatakan kalau aku tidak usah khawatir tentang hubungan ranjang kami karena suaminya sering bertugas keluar kota, adiku masih mau melayaniku kalau ada kesempatan, hubunganku dengan istriku berangsur membaik hanya sebatas berbicara mengingat banyaknya kesibukan menjelang pernikahan adiku mau tidak mau aku berkomunikasi dengan istriku, tapi kami tetap pisah ranjang.

Empat bulan yang lalu istriku di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja, alasanya dia tidak mau menceritakanya, hingga datang sahabatnya yang bernama Erni menemuiku aku sudah mengenalnya sejak kami pacaran, dia menceritakan kalau istriku di pecat karena terkena HIV, dia tertular dari pelangganya, sebenarnya selama ini dia bekerja cuma sebagai pegawai rendahan mengingat istriku memang cuma lulusan SMA, karna gajinya tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga maka dia merangkap profesi sebagai wanita panggilan,

Erni mengatakan kalau istriku sangat menyayangi keluargaku termasuk menyayangiku, tapi apa mau di kata mengingat aku tidak bisa melakukan apa-apa dia tidak tega untuk memaksaku mencari nafkah, istriku rela mengorbankan dirinya menjadi pelacur untk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak-anak, mengapa istriku tidak pernah memintaku mencerainya, karena dia mau selamanya keluarga ini utuh tanpa kekurangan seorangpun, dia tidak mau anak-anaknya mempunyai ayah tiri atau ibu tiri, dia ingin keluarga ini tetap bersatu, meski awalnya mengalami kekacauan di keluarga ini tapi dia berharap suatu saat bila semua uang sudah terkumpul dia akan berhenti menjadi wanita panggilan dan kembali kepadaku dengan harapan aku mau memaafkanya,

mengenai laki-laki yang di pergoki adiku dia adalah rekan kerja yang sekaligus sebagai perantara untuk mencari pelanggan2 untuk istrku, sama sekali istriku tidak mencintainya, sebenarnya Erni sudah mengetahui semuanya sejak istriku menjalani profesinya, istriku sering curhat kepada Erni sambil menangis, setelah istriku di vonis HIV dan di pecat dari perusahaanya, barulah istriku meminta tolong Erni untuk menceritakanya, karena dia tidak berani untuk bicarakan masalah ini kepadaku secara langsung, aku sangat terkejut dan shock mendengar semua yang sudah di ceritakan Erni kepadaku.


“Nah sekarang Mas terserah mau berbuat apa, Susan sudah pasrah dia mau menerima konsekuensi apapun atasperbuatan dan kondisinya yang sekarang”

Dan tak lama kemudian istriku muncul, dia hanya berdiri dengan mata berkaca-kaca, aku terdiam memandangnya, dia menghampiriku dan memeluku sambil menangis sejadi2nya dan memohon maaf, aku tetap berdiri terdiam, aku bingung apa yang harus aku lakukan, haruskah aku memaafkanya, sedangkan mengingat dia pernah menjalani profesi pelacur saja aku jijik mendengarnya, tapi dia melakukan itu demi keluarga ini, demi aku, ah aku sangat bingung, ahirnya aku pun memeluknya dengan dingin, dengan masih perasaan bercampur aku memaafkanya.

“Baik mah.. aku memaafkanmu”

Itulah kisahku sampai saat ini aku masih bingung apa yg harus aku lakukan, meski kelurga kami sudah kembali normal tapi dalam urusan sex aku masih menghindari bersetubuh dengan istriku meski tersedia kondompun aku tetap tidak mau melakukanya di samping rasanya yang kurang enak juga aku masih terbayang sudah berapa laki2 yang telah menyetubuhinya rasanya jijik sekali, kadang kalau menjelang tidur istriku sering menangis sendiri mungkin dia sedang menyesali perbuatanya, aku sering termenung haruskah aku membiarkan istriku saat sedang membutuhkan kehangatan, sedangkan adiku yang seharusnya aku lindungi malah aku setubuhi sampai sekarang.

Link Alternatif Inipoker



Telp : +855 927 644 08
WHATSAPP : +855 927 644 08
Line : inipoker
Wechat : inipoker88

0 Response to "PetikPisang69 - TRAGEDI HERI DI KAMAR MANDI"

Post a Comment