DENGAN SADIS DEPAN BELAKANG
PetikPisang69 - Sesudah kejadian pada hari yg tak terlupakan itu, Meyta menjadi trauma untuk tinggal sendirian di ruang kerjanya pada jam istirahat, Meyta selalu berusaha untuk pergi keluar bersama dgn kawan-kawan sekantor lainnya. Selama itu Mr. Rasyid tetap saja berlaku seperti biasa, seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa, demikian juga dgn Meyta, masing-masing berusaha menjaga kerahasiaan kejadian tersebut cuma di antara mereka dgn alasan sendiri-sendiri.
Tak terasa waktu berjalan demikian cepat, 6 (enam) bulan sudah berlalu sejak kejadian tersebut. Buat Meyta kejadian tersebut merupakan mimpi buruk yg tak begitu saja bisa dihilangkan. Sampai waktu ini seakan-akan masih terasa tangan besar berbulu dari laki laki India tersebut yg merangkulnya dgn erat tubuhnya yg langsing itu, disamping perasaan tak berdaya menelungkupinya waktu tangan tersebut mengelus-elus seluruh tubuhnya dan bermain-main pada kedua buah dadanya dan yg lebih menggelisahkannya lagi adalah perasaan yg masih membekas pada pangkal pahanya sampai waktu ini.
Terlebih-lebih waktu Meyta sedang tidur telentang di tempat tidurnya, terbayg dan terasa kemaluan besar hitam laki laki tersebut mengaduk-aduk lobang kemaluannya yg menimbulkan perasaan sensasi dan membuat seluruh tubuh Meyta panas dingin diliputi kenikmatan yg tak terbaygkannya. Kadang- kadang ada perasaan yg mendesaknya untuk mau lagi mengalami peristiwa itu, tapi di lain pihak perasaan halusnya dan harga diri sebagai seorang perempuan yg bermartabat tinggi, mengingatkan bahwa peristiwa yg dialami itu adalah merupakan suatu perkosaan yg brutal yg tak pantas untuk diingat-ingat kembali.
Hari demi hari berlalu dgn cepat tanpa ada kejadian istimewa, pekerjaan-pekerjaan di kantornya semakin sibuk menyita waktu Meyta, sehingga kejadian tersebut mulai bisa dilupakannya. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba terjadi demonstrasi para mahasiswa di sekitar Bundaran Semanggi tak jauh dari kantor tempat Meyta bekerja. Karena situasi pada waktu itu sangat memanas, maka pimpinan kantor memutuskan untuk memulangkan para karyawannya lebih awal untuk mencegah terjadi hal- hal yg tak diinginkan.
Waktu itu baru menunjukan pukul 14.30 siang, setiap karyawan buru-buru mengemasi barang- barangnya di atas meja, mengunci laci dan lemari-lemari pada ruang kerja masing-masing dan cepat- cepat turun dari gedung kantor untuk buru-buru pulang. Demikian juga dgn Meyta, dgn cepat dia membereskan surat-surat yg bertebaran di atas meja kerjanya dan segera dimasukkan ke dalam laci meja kerjanya. Sesudah menguncinya dgn rapi Meyta segera keluar ruang kerjanya dan cepat-cepat menuju lift untuk turun ke bawah.
Di lantai 25 tempat Meyta bekerja itu sudah kosong, seluruh karyawan sudah turun terlebih dahulu, cuma Meyta sendirian yg menunggu lift untuk turun ke bawah. Sesudah lift yg turun dari atas terbuka, Meyta dgn cepat segera masuk ke dalamnya dan segera lift itu menutup kembali dan bergerak turun. Tiba-tiba Meyta menyadari, dia cuma berdua dgn seseorang di dalam lift tersebut dan waktu bersamaan orang tersebut menyapa Meyta dgn halus,
“Meyta, mau pulang juga ya!” dgn kaget Meyta segera mengangkat mukanya dan melihat ke belakang, ke arah suara tersebut berasal. Mukanya mendadak menjadi merah sesudah menyadari bahwa orang tersebut yg cuma berdua saja dgn dia adalah Mr. Rasyid yg bejad itu. Meyta cuma diam tak menyambut sapaan Mr. Rasyid tersebut. Mr. Rasyid mencoba menawarkan jasanya untuk mengantar Meyta pulang dgn alasan pada waktu itu kendaraanumum tak ada yg beroperasi akibat demonstrasi para mahasiswa di sepanjang jalan Sudirman. Akan tetapi tawaran Mr. Rasyid itu ditolak secara halus oleh Meyta.
Sesampai di bawah, begitu lift terbuka, Meyta buru-buru keluar dan berjalan ke depan gedung untuk mencari taksi, sementara Mr. Rasyid menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya yg kebetulan hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dgn gelisah Meyta menunggu taksi di depan kantor, akan tetapi tak terlihat satupun taksi dan kendaraan umum lainnya melintas di depan gedung tersebut, sementara aksi mahasiswa yg sedang berdemonstrasi di sepanjang jalan tersebut semakin panas saja. Sementara dalam kegelisahan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan waktu kaca jendela mobil tersebut terbuka, kepala Mr. Rasyid menongol keluar,
“Ayolah, jangan takut, mari kuantar anda pulang, keadaan semakin berbahaya kalau anda terjebak di sini!” Melihat situasi sekelilingnya yg semakin gawat itu, dgn terpaksa Meyta menerima ajakan Mr. Rasyid tersebut. Dgn cepat Meyta masuk ke dalam mobil Mr. Rasyid dan mobil tersebut segera meninggalkan tepat tersebut. Di dalam mobil, Mr. Rasyid menanyakan Meyta arah tempat rumah tinggal Meyta. Segera Meyta menjelaskan bahwa dia tinggal di daerah Kebayoran Baru. Karena arah ke Kebayoran Baru melalui Jl. Sudirman tertutup oleh para mahasiswa yg sedang berdemonstrasi arah Jl. Gatot Subroto untuk memutar melalui Jl. Buncit Raya masuk ke daerah Kebayoran Baru. Akan tetapi sepanjang jalan Gatot Subroto ternyata macet total, akhirnya Mr. Rasyid mengusulkan untuk mampir dulu ke apartement kawannya yg terletak di dekat situ sambil menunggu lalu lintas lancar kembali. Karena tak ada pilihan lain, maka akhirnya Meyta menyetujui usul tersebut. Mendapat persetujuan Meyta, segera Mr. Rasyid mengambil jalur kiri darijalan dan kemudian membelok pada sebuah jalan kecil yg menuju ke sebuah bangunan apartement yg tak jauh letaknya.
Sesudah memarkir mobilnya, keduanya masuk ke lobby dan menuju lift. Apartment kawan Mr. Rasyid terletak di lantai 9, sesudah lift berhenti mereka menuju ke apartement bernomor 916. Mr. Rasyid segera memencet bel yg terletak depan pintu dan tak lama kemudian pintunya terbuka dan terlihat seorang lelaki India yg berumur kurang lebih 35 tahun, berparas tampan dgn tubuh yg tinggi tegap dan berkulit gelap dgn kedua tangannya dan dadanya yg bidang ditumbuhi rambut hitam lebat. Mr. Rasyid segera memperkenalkan Meyta kepada kawannya yg ternyata bernama Kumar Punjab yg adalah seorang tenaga ahli pada sebuah pabrik tekstil yg terletak di Jakarta Selatan.
Kedua laki laki tersebut terlibat sebentar dalam percakapan dalam bahasa mereka, yg tak dimengerti oleh Meyta, yg cuma bisa memandang mereka dgn pandangan mata curiga. Sesudah mengambil tempat duduk pada sebuah kursi panjang yg terletak di ruangan tamu, Meyta memperhatikan keadaan apartement tersebut. Apartement itu cuma terdiri dari satu kamar, beserta ruang duduk yg menyambung menjadi satu dgn ruang makan dan dapur yg terletak paling ujung dari ruangan tersebut. Terlihat apartement tersebut adalah apartement yg dihuni oleh bujangan, dimana pada tempat cuci piring terlihat piring dan gelas kotor masih menggeletak belum dicuci. Sesudah berbincang-bincang sejenak, Kumar meminta diri sebentar untuk keluar, karena akan membeli minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yg terletak di ground floor.
Sepergian Kumar, suasana di antara Meyta dan Mr. Rasyid menjadi agak kikuk, kepala Meyta cuma tertunduk ke bawah tanpa berani memandang ke arah Mr. Rasyid. Terlihat bibir bawah Meyta agak bergetar dan kedua jari-jari tangannya saling menggenggam dgn erat. Meyta agak grogi, sambil membaygkan apa yg sudah terjadi beberapa bulan lalu, waktu laki laki di hadapannya itu memperkosanya dgn brutal. Terlintas dgn jelas bagaimana laki laki tersebut menekan tubuhnya ke atas meja dan mengangkangi kedua pahanya, serta menyetubuhinya dgn ganas. Seakan-akan masih terasa ngilu kemaluannya dikocok-kocok oleh senjata laki laki tersebut, akan tetapi perasaan nikmat tiba-tiba melandanya waktu membaygkan kedua puting susunya tergesek-gesek pada dada bidang berambut tebal dari Mr. Rasyid, waktu dia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr. Rasyid karena senjata Mr. Rasyid menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Membaygkan hal tersebut, tiba-tiba kemaluannya dirasakan basah.
Melihat raut muka Meyta yg berubah-ubah dan matanya yg semakin sayu saja, Mr. Rasyid yg sudah berpengalaman itu, tak mau melewatkan momentum yg menguntungkannya. Segera dia berpindah duduk di samping Meyta pada kursi panjang dan sebelum Meyta menyadari apa yg terjadi, kedua tangan Mr. Rasyid dgn cepat sudah merangkul bahu Meyta dan segera menarik tubuh Meyta menempel ke tubuhnya. Dagu Meyta diangkatnya menengadah ke arahnya sehingga kedua mata mereka saling menatap. Mata Mr. Rasyid berkilat-kilat menatap muka Meyta yg ayu itu dan akhirnya terpaku pada kedua bibir Meyta yg merah merekah yg sedang bergetar dgn halus
Perlahan-lahan Mr. Rasyid menundukkan kepalanya dan bibirnya yg kasar yg ditumbuhi kumis lebat menyentuh kedua bibir Meyta yg mungil dan perlahan-lahan mulai melumat bibir-bibir yg indah yg sudah pasrah itu. Menjelang beberapa waktu, waktu Mr. Rasyid mulai merasakan tubuh Meyta tak tegang lagi dan bibirnya mulai melemas, maka lidahnya segera ditekan masuk menerobos ke dalam mulut Meyta dan menyapu langit-langit dan mempermainkan lidah Meyta. Hal ini membuat tubuh Meyta bergetar dan kepalanya serasa melayg-layg dan tanpa terasa terdengar keluhan halus keluar dari mulut mungil tersebut,
“Ooohh.. eehhmm..!” Merasakan Meyta mulai merespon aksinya itu, Mr. Rasyid segera meningkatkan serangannya. Secara perlahan-lahan tangannya segera membuka kancing-kancing blouse yg dikenakan Meyta dan segera mencopotnya dari tubuh Meyta.
Segera terlihat BH Meyta yg putih menutupi kedua buah dadanya yg kecil mungil itu. BH tersebut tak bisa bertahan lama melindungi kedua gundukan daging kenyal tersebut, karena segera tercampakkan oleh tangan-tangan laki laki tersebut. Dgn cepat kedua bukit kenyal mungil itu menjadi sasaran mulut dari Mr. Rasyid, yg segera mencium dan mengisap-hisap puting yg sudah tegang itu. Tubuh Meyta cuma bisa menggeliat-geliat dan dari mulutnya keluar suara seperti orang kepedasan. Melihat keadaan Meyta yg sudah pasrah itu, Mr. Rasyid tak mau menyia-nyiakan momentum yg ada, dgn tangkas kedua tangannya segera melucuti rok dan sekalian CD Meyta, sehingga sekarang Meyta terbaring telentang di kursi dgn tubuh yg mulus yg tak ditutupi selembar benang pun.
Laki laki India tersebut menindihkan tubuhnya pada Meyta yg sudah terbaring pasrah di kursi, sambil dia memperbaiki posisi tubuhnya agar senyaman mungkin, laki laki tersebut dgn kedua tangannya membuka kaki Meyta dan segera menempatkan tubuhnya tepat berada di tengah, di antara kedua paha Meyta yg sudah terkangkang itu. Dgn tangan kirinya memegang gagang kemaluannya yg besar itu, laki laki tersebut mulai mengarahkan kemaluannya, ke arah sasarannya yg sudah pasrah terbuka di bawahnya. Begitu kepala kemaluan bertemu dgn belahan bibir kemaluan luarnya, tubuh Meyta terlihat bergetar dan kedua tangannya mencengkeram dgn kuat pada kursi, pandangan matanya menjadi sayu, parasnya keringatan. Dgn perlahan-lahan Mr. Rasyid mulai mendorong kemaluannya memasuki relung tubuh Meyta yg paling rahasia itu. Seirama dgn masuknya kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu, mata Meyta terlihat membalik ke atas dan rintihan nikmatnya terdengar jelas keluar dari mulut mungilnya,
“Aahh.. eehhmm..” pada mulanya agak susah juga masuknya, sedikit-sedikit, terlihat Mr. Rasyid menggerakkan bokongnya maju mundur dgn perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium bibir indah Meyta.
Tak berselang kemudian tiba-tiba dgn suatu sentakan keras, laki laki tersebut menekan pinggulnya dan terus mendorong kemaluannya, sehingga terbenam seluruhnya ke dalam lobang kemaluan Meyta. Pas waktu mentok tak bisa masuk lagi Meyta menggigit bibirnya, dan..
“Aahdduhh..” terdengar jeritan halus kesakitan ataupun mungkin kenikmatan keluar dari mulutnya. Selanjutnya pelan-pelan Mr. Rasyid mulai menggerakkan keluar masuk kemaluannya, kursi itu berderit-derit menahan gerakan dan tekanan tubuh Mr. Rasyid yg besar itu pada tubuh mungil Meyta, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan khas kenikmatan terdengar memenuhi ruangan, semakin lama semakin keras, tubuh Meyta menggeliat dalam pelukan ketat Mr. Rasyid yg besar, kadang-kadang terlihat Meyta mengangkat kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yg melanda seluruh pori-pori tubuhnya, kadang-kadang dia menjerit kecil kalau laki laki India tersebut menekan terlampau dalam.
Beberapa waktu kemudian, rintihan Meyta semakin keras, dan cairan tubuhnya terasa semakin banyak, tubuhnya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Meyta tengah dibuai perasaannya yg sedang menuju puncak kenikmatan. Parasnya benar-benar cantik pada waktu itu, sesudah didera depresi sekian lama, sepertinya ini semacam pelepasan buat dia. Bagian dalam dinding kemaluannya menjepit keras dan berdenyut-denyut, tubuhnya terhentak- hentak, Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, yg membuat perasaannya melayg-layg dan sesudah masa kenikmatan itu mereda, tubuhnya terhempas lemas di atas kursi. Dadanya terlihat naik turun dgn nafas memburu seakan-akan orang yg baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan satu ronde dari suatu pergulatan seru yg banyak memakan tenaga, yg baru saja diselesaikannya.
Akan tetapi bagi Mr. Rasyid pertarungan ini belum selesai, bahkan baginya ini baru babak permulaan ataupun babak pemanasan saja. Melihat Meyta yg ayu itu sudah terkapar lemas itu dgn kedua matanya yg tertutup dan tubuhnya yg langsing itu tergolek pasrah, menimbulkan suatu perasaan sensasi pada Mr. Rasyid. Laki laki India tersebut sangat bersyukur bisa menguasai dan menikmati tubuh perempuan ayu tersebut yg langsing dan mulus itu. Dgn kemaluannya yg besar masih terbenam dalam kemaluan perempuan tersebut, Mr. Rasyid memeluk tubuh Meyta dan mengangkatnya dari kursi.
Sekarang tubuh yg langsing dari perempuan tersebut digendong oleh laki laki tersebut, kedua bukit kecil dgn putingnya yg menonjol keras dari buah dada Meyta tertekan rapat dan tergesek-gesek pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Rasyid. Kepala Meyta terkulai lemas bersandar pada pundak laki laki tersebut, kedua tangan Mr. Rasyid memegang kedua bongkahan bokong Meyta dan kedua kaki Meyta melingkar pada pinggang Mr. Rasyid. Dari belakang kelihatan belahan bokong Meyta merekah dan kemaluan hitam besar laki laki India tersebut masih bersarang di dalam lobang kemaluan perempuan tersebut yg menjepit rapat gagang kemaluan tersebut. Mr. Rasyid membawa tubuh perempuan tersebut merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai menggerakan bokongnya sendiri maju mundur menekan bokong Meyta ke tembok, akibatnyakemaluanku yg hitam besar itu menerobos keluar masuk kemaluan Meyta yg sudah basah oleh cairan kenikmatan yg keluar pada waktu perempuan itu mengalami orgasme. Gerakan bokong laki laki itu semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Tubuh Meyta menggeliat-geliat,
“Ooohh.. oohh.. eehhmm..!” suara lirih terdengar keluar dari mulut Meyta setiap kali laki laki tersebut menekan bokongnya dgn kuat.
Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Rasyid mengerjai Meyta yg sudah lemas itu, tiba-tiba pintu apartement itu terbuka dari luar dan Kumar Punjab yg katanya hendak membeli minuman masuk, kedua tangannya membawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Dia melihat sejenak pada aksi Mr. Rasyid yg sedang mengerjai Meyta itu dgn senyum-senyum. Sementara itu Meyta yg terkejut dgn kedatangan Kumar tersebut, merasa sangat malu dan mencoba melepaskan diri dari Mr. Rasyid, akan tetapi Mr. Rasyid dgn kuat tetap memeluk Meyta dan melanjutkan kegiatannya itu. Kemudian Mr. Rasyid dgn tetap menancapkan kemaluannya ke dalam kemaluan Meyta mengambil posisi duduk di kursi dgn kedua kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Meyta berada dalam posisi duduk di atas pinggul Mr. Rasyid dgn kedua kakinya terkangkang di samping kiri kanan pinggul Mr. Rasyid. Kemaluan Mr. Rasyid tetap berada dalam kemaluan Meyta dan sekarang kedua tangan Mr. Rasyid memegang pinggul Meyta dan mengangkat ke atas dan menekan kembali ke bawah berulang- ulang sehingga kemaluan Meyta sekarang yg terlihat aktif menelan dan mengeluarkan kemaluan hitam besar itu.
Sementara itu Kumar Punjab yg sudah meletakkan minuman yg dibawanya ke atas meja, dgn cepat segera melepaskan baju yg dikenakannya beserta sekalian CD-nya, sehingga telanjang bulat. Terlihat senjatanya yg tak kalah besarnya dgn Mr. Rasyid sudah tegang siap tempur. Tubuhnya tegap berbulu dgn kedua pahanya yg gempal juga ditutupi rambut tebal. Kemudian Kumar mendekati kedua orang yg sedang bergelut di kursi itu dan berjongkok di antara kedua kaki Mr. Rasyid yg terbuka, sehingga posisinya tepat berada di belakang bokong Meyta.
Melihat itu Meyta segera menyadari akan bahaya yg bakal menimpanya dan mencoba memberontak, akan tetapi dgn cepat kedua tangan Mr. Rasyid segera membekap tubuh Meyta ke arah tubuhnya, sehingga Meyta tertelungkup di atas tubuh Mr. Rasyid yg bersandar setengah tidur pada kursi. Rupanya dalam hal mengerjai perempuan secara bersama-sama, ini bukan merupakan yg pertama kali mereka lakukan, pada 2 minggu yg lalu, mereka juga menggarap Kinan, perempuan manis yg bertubuh putih langsing yg bekerja pada perusahaan tempat Kumar Punjab bekerja. Masih terbayg-bayg di benak Kumar bagaimana tubuh putih mulus Kinan menggeliat-geliat dan jeritan- jeritan tertahan yg keluar dari mulutnya, waktu kemaluannya mulai menerobos belahan bokong Kinan dalam posisi yg sama seperti waktu ini. Kumar bertekad untuk merasakan lagi pengalaman yg mengasyikan itu.
Kumar yg sudah berada tepat di posisi belakang bokong Meyta, menundukan kepalanya dan menjilat-jilat bokong Meyta. Lidahnya bermain-main pada lobang dubur Meyta, sehingga menimbulkan perasaan yg sangat geli pada Meyta yg tak bisa dilukiskan, akibatnya tubuh Meyta menggeliat-geliat dgn kuat dan..
“Aagghh.. jaanggaan.. jaanggaan.. lakukan itu!” Meyta berusaha melepaskan diri, akan tetapi bekapan tangan Mr. Rasyid pada tubuhnya terlalu kuat, sehingga Meyta cuma bisa menggerak- gerakan bokongnya ke kiri kanan, tetapi juga tak bisa bergeser terlalu jauh, karena kemaluan besar Mr. Rasyid masih tertancap di dalam kemaluan Meyta.
Kumar melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia membasahi bokong dan bagian dubur Meyta dgn ludahnya, sementara dgn ibu jarinya yg sudah basah dgn ludah, mulai ditekan masuk ke dalam lobang dubur Meyta dan diputar-putar di sana. Meyta terus menggeliat-geliat dan mendesah,
“Jaannggaann jaannggaan.. aadduuhh.. aadduuhh.. saakiitt.. saakiitt..!” akan tetapi Kumar tak menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya. Selang sewaktu sesudah merasa cukup membasahinya, Kumar sambil memegang dgn tangan kiri kemaluannya yg sudah tegang itu, menempatkan kepala kemaluannya tepat di tengah lobang masuk dubur Meyta yg sudah basah dan licin itu.
Kemudian Kumar membuka belahan bokong Meyta lebar-lebar.
“aaduhh, janggaann! Sakkiit! aammpuunn, aammppuunn! Aagkkh” Kumar mulai mendorong masuk, terus masuk. Sementara Meyta menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Meyta meronta- ronta tak berdaya, cuma semakin menambah gairah Kumar untuk terus mendorong masuk. Meyta terus menjerit, waktu perlahan seluruh kemaluan hitam besar Kumar masuk ke duburnya.
“aauugghh..! Saakkiit! jerit Meyta waktu Kumar mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk dubur Meyta. Akhirnya dgn tubuh berkeringat menahan sakit, Meyta terkulai lemas tertelungkup di atas tubuh Mr. Rasyid kelelahan dan tak berdaya.
Secara berirama Kumar menekan dan menarik kemaluannya dari lobang dubur Meyta, dimana setiap kali Kumar menekan ke bawah, bukan saja kemaluannya yg terbenam ke dalam lobang dubur Meyta, tetapi kemaluan Mr. Rasyid juga tertekan masuk lebih dalam ke dalam lobang kemaluan Meyta. Benar-benar sangat menyesakkan melihat kedua kemaluan besar hitam itu berada di kedua lobang bawah Meyta.Terlihat kedua kaki Meyta yg terkangkang itu bergetar-getar lemah setiap kali Kumar menekan masuk kemaluannya ke dalam lobang duburnya. Dalam kesakitan dan ketakberdayaan itu, Meyta sudah pasrah menerima perlakuan kedua laki laki tersebut.
Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Kumar duduk melonjor di kursi dgn kemaluannya tetap berada dalam lobang dubur Meyta, sehingga tubuh Meyta tertidur telentang di atas tubuh Kumar dgn kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Kumar dari bawah dan Mr. Rasyid mengambil posisi di atas Meyta. Mr. Rasyid mulai memompa kemaluannya keluar masuk kemaluan Meyta, yg sekarang semakin basah saja, cairan pelumas yg keluar dari dalam kemaluan Meyta mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lobang duburnya, hal ini membuat kemaluan Kumar yg sedang bekerja pada lobang duburnya menjadi licin dan lancar, sehingga dgn perlahan-lahan perasaan sakit yg dirasakan Meyta berangsur-angsur hilang diganti dgn perasaan nikmat yg merambat ke seluruh tubuhnya.
Meyta mulai bisa menikmati kedua kemaluan besar laki-laki tersebut yg sedang menggarap kemaluan dan lobang duburnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yg dirasakannya melingkupi segenap kesadarannya, menjalar dgn deras tak terbendung seperti air terjun yg tumpah deras ke dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak terkendali dan meletup menjadi suatu orgasme yg spektakuler melandanya. Sesudah itu tubuhnya terkulai lemas, Meyta telentang pasrah seakan-akan pingsan dgn kedua matanya terkatup. Melihat keadaan Meyta itu semakin membangkitkan nafsu Mr. Rasyid, laki laki tersebut menjadi sangat kasardan kedua tangan Mr. Rasyid memegang pinggul Meyta dan laki laki tersebut menekan pinggulnya keras-keras ke depan dan
“Aduuh.. aauugghh..!” keluh Meyta merasakan seakan-akan kemaluannya terbelah dua diterobos kemaluan Mr. Rasyid yg besar itu. Kedua mata Meyta terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dgn kuatnya diikuti tubuhnya yg meliuk-liuk menahan gempuran kemaluan Mr. Rasyid pada kemaluannya.
Dgn buasnya Mr. Rasyid menggerakkan pinggulnya maju mundur dgn cepat dan keras, sehingga kemaluannya keluar masuk pada kemaluan Meyta yg sempit itu. Mr. Rasyid merasa kemaluannya seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Meyta merasakan kemaluan laki laki tersebut seakan-akan sampai pada dadanya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yg sangat aneh mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari kemaluannya, terus ke seluruh tubuhnya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.
Meyta tak bisa menggambarkan perasaan yg sedang menyelimutinya, akan tetapi tubuhnya kembali serasa mulai melayg-layg dan suatu perasaan nikmat yg tak bisa dilukiskan terasa menyelimuti seluruh tubuhnya. Hal yg bisa dilakukannya pada waktu itu cuma mengerang-erang,
“aahh.. sshh oouusshh!” sampai suatu waktu perasaan nikmatnya itu tak bisa dikendalikan lagi serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa suatu orgasme yg dahsyat yg mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai tangannya yg menggapai-gapai seakan-akan orang yg mau tenggelam mencari pegangan. Kedua kakinya berkelejotan. Dari mulut Meyta keluar suatu erangan,
“aaduhh.. laagii.. laagii.. oohh.. oohh..” Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus. Sementara itu kedua laki laki itu terus melakukan aktivitasnya, dgn memompa kemaluan-kemaluan mereka keluar masuk kemaluan dan dubur. Mr. Rasyid menjadi sangat terangsang melihat ekspresi muka Meyta dan tiba-tiba Mr. Rasyid merasakan bagian dalam kemaluan Meyta mulai bergerak- gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhan gagang kemaluannya. Gerakan kaki Meyta disertai goygan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada kemaluan kedua laki laki tersebut, terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
Tiba-tiba secara bersamaan Mr. Rasyid dan Kumar merasakan sesuatu gelombang yg melanda dari di dalam tubuh mereka, mencari jalan keluar melalui kemaluan masing-masing, terasa suatu ledakan yg tiba-tiba mendorong keluar, sehingga secara besamaan kemaluan mereka terasa membengkak seakan-akan mau pecah dan..
“Aaduuh!” secara bersamaan tangan-tangan mereka memeluk erat-erat tubuh Meyta dan pinggul mereka dgn kekuatan penuh yg satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Meyta yg mengakibatkan keseluruhan kemaluannya terbenam ke dalam kemaluan Meyta, disertai suatu semburan air mani yg keluar dan menyemprot secara deras ke dalam kemaluan Meyta, sedang Kumar mengangkat ke atas pinggulnya mendorong masuk kemaluan terbenam habis ke dalam lobang dubur Meyta, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lobang dubur Meyta. Menerima semburan cairan kental panas pada lobang kemaluan dan lobang duburnya Meyta merasakan suatu sensasi yg tak bisa dilukiskan dgn kata-kata, cuma reaksi tubuhnya yg bergetar-getar dan ekspresi mukanya yg seakan-akan merasakan suatu kengiluan yg tak terbaygkan, diikuti tubuhnya yg tergolek lemas, tanpa bisa bergerak. Meyta terlena oleh kedahsyatan orgasme yg dialaminya dan diterima dari kedua laki laki tersebut.
Sesudah beristirahat sejenak, Kumar dgn cepat segera pulih kembali dan kemaluannya sudah tegak dgn perkasa siap tempur. Meyta yg masih telentang lemas di atas kursi tak diberi kesempatan oleh Kumar, segera ditindihnya. Dgn cepat kemaluannya dibenamkan ke dalam kemaluan Meyta dan Kumar Punjab terus mengerjai Meyta yg kelihatan sudah sangat lemas dan cuma bisa menuruti saja apa yg diinginkan oleh Kumar. Berkali-kali kelihatan Meyta mengalami orgasme yg dahsyat, itu kelihatan tiap kali dari getaran tubuhnya yg diikuti oleh kedua kakinya yg berkelejotan. Kedua matanya terlihat sayu, seakan-akan orang yg sudah sangat mengantuk.
Mr. Rasyid dan Kumar Punjab terus mengerjai perempuan ayu tersebut secara bergantian terus- menerus sampai menjelang sore hari. Meyta mengalami orgasme berulang-ulang sepanjang waktu itu. Menjelang jam 5 sore mereka menghentikan kegiatannya, meninggalkan Meyta yg telentang lemas di atas kursi dgn kaki yg terkangkang dan dari kemaluannya masih mengalir sisa-sisa air mani dari kedua laki laki tersebut. Sejam kemudian sesudah tenaganya pulih, Meyta dgn tertatih-tatih bangkit dari kursi dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesudah itu bersama Mr. Rasyid yg setengah memapahnya mereka pamitan dan Mr. Rasyid mengantar Meyta ke rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Meyta cuma bisa berdiam diri merenung akan apa yg baru saja dialaminya. Ada perasaan bingung yg melanda dirinya yaitu antara perasaan puas atas kenikmatan yg dirasakannya dan perasaan benci pada kedua laki laki tersebut atas perlakuan mereka terhadap dirinya.
Kejadian ini merupakan pengalaman buruk yg terakhir yg dialami Meyta, karena tak lama kemudian Mr. Rasyid dan para tenaga asing di group perusahaan tempat Meyta bekerja memutuskan untuk tak lagi memperpanjang kontrak kerja mereka berhubung dgn krisis ekonomi yg terjadi yg berdampak juga pada usaha group perusahaan tersebut. Setahun kemudian Meyta bertemu dgn seorang lelaki yg berasal dari pulau seberang yg sangat mempesonanya dan juga sangat mencintainya dan sesudah berpacaran beberapa bulan, mereka melanjutkan dgn pernikahan. Meyta sekarang masih tetap bekerja pada perusahaan itu dan dalam kehidupan keluarganya hidupnya sangat berbahagia dgn suaminya yg penuh pengertian, sehingga secara perlahan-lahan ia bisa melupakan segala kejadian buruk yg pernah dialaminya itu, serta bisa menikmati tumpahan cinta kasih suaminya padanya.
0 Response to "PetikPisang69 - DENGAN SADIS DEPAN BELAKANG"
Post a Comment