SELAMAT DATANG DI AGEN TERPERCAYA JUDI ONLINE DAN DAPATKAN BONUS BERLEBIH SEKARANG JUGA PetikPisang69 - Seminggu Memuaskanku | PetikPisang69

PetikPisang69 - Seminggu Memuaskanku

Seminggu Memuaskanku


PetikPisang69 - Selama seminggu Ruben adalah suamiku sementara dimana aku menikmatinya dalam kehidupoan malamku selama seminggu itu, Ruben sosok pemuda yang perkasa dan tahan kuat, selama seminggu itu juga liang vaginaku selalau di semprot dengan spermanya yang kental, suara jeritan selalu aku keluaran karena memang luar biasanya rodal Ruben.

Semalaman walaupun kita sudah melakukan hal yang membuat kita puas, Ruben setiap  pagi jika mau berangkat kuliah selalu meremas payudaraku sebelum berangkat ke kampus, katanya biar semangat di dalam kelas, aku pun membiarkan dia semaunya,  walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.

Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Ruben meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.

Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Ruben padaku.


"Masuk.. Nggak dikunci," panggilku dengan suara halus. Lalu Ruben masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.

 "Malam ibu... Sudah siap..?" Godanya sambil medekatiku. "Sudah sayang..." Jawabku sambil berdiri.

Tapi Ruben menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.

"Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?"

"Memangnya lewat mana..?" Tanyaku sambil membalikkan setengah badan. Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Ruben berucap.

"Dari sini bu.." Bisiknya. Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku.

Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu. Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Ruben masuk kecelah itu dan mengelus pundakku.

Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Ruben lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH. "Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,

" Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Ruben menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya.

Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Ruben dan menyedotnya dengan keras air liur Ruben, kulilitkan lidahku menyambut lidah Ruben dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.

Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan "push up bra style". Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya.

Untuk lebih membuat Ruben lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana "mini high cut style".

Ruben tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Ruben mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.

Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Ruben memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Ruben dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.

Selepas tautan dengan bibir hangatku, Ruben lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.

"Saan... Saann... Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini.." Ruben lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Ruben, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.

Lalu Ruben menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas.

Ruben mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi. Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Ruben dan kulemparkan kekursi rias.

Dengan giat penuh nafsu Ruben menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.

Lalu Ruben merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.

Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut.

Rangsangan Ruben semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.

“Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase." Ruben segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras.

Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah. Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya.

Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Ruben dan menekannya kebawah sambil mengerang.

"Ssaann.. Aarghh.." Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Ruben yang mancung.

"Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann.." Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau. "Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang." Ruben segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme.

Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Ruben dalam rongga mulutku yang indah. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Rubenpun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat.

 Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan. Setelah merasa aku cukup beristirahat Ruben mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Ruben yang berada diatasku.

Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya. Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Ruben, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Ruben yang berambut,

Kubelai dada Ruben yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Ruben mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Rubenpun mengerang dan mendesah.

Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Ruben ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Ruben sampai akhirnya kekemaluan Ruben yang sudah membesar dan mengeras.

Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Ruben yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Ruben yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi. Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Ruben dengan penuh gelor nafsu,

Kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Ruben memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.

"Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya," Ruben mengerang. Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Ruben yang sedang kelejotan.

Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut.

Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi. Sadar akan keadaan Ruben yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang.

Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Ruben dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Ruben menghadap kekakinya. Dan kumasukkan kontol Ruben yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku.

Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal. Ruben berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol Ruben yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali.

Tangan Rubenpun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.

"Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan" "Ibu pandai... Ibu liaarr... Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr" .

Lalu Ruben memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Ruben menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku.

Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Ruben yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.


"Buu... Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!" "Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa.."

Akhirnya... Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Ruben jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan. Segera kusambar bibir Ruben, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Ruben.

Kudekap badan Ruben yang sama mengejang, basah badan Ruben dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.

Lalu Ruben membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku. "Buu.. Thank you, i love you so much.

Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya.." Bisiknya lembut. Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

Link Alternatif Inipoker



0 Response to "PetikPisang69 - Seminggu Memuaskanku"

Post a Comment