SELAMAT DATANG DI AGEN TERPERCAYA JUDI ONLINE DAN DAPATKAN BONUS BERLEBIH SEKARANG JUGA PetikPisang69 - Tante Girang Mulus | PetikPisang69

PetikPisang69 - Tante Girang Mulus

Tante Girang Mulus


PetikPisang69 - Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu

Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar Agak kotak, hidung biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh Jadi tidak ada yang istimewa denganku

Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada sekitar 7-8 orang Aku segera mendatangi rak bagian majalah Nah, ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak mengambil majalah tersebut Kami sempat saling merebut sesaat (sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai

“Maaf ” kataku sambil memungut majalah tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan dadanya cukup membusung

“Busyet! montok juga nih ibu-ibu”, pikirku

“Nggak pa-pa kok, nyari majalah X juga yah saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil tersenyum manis

“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Tante ”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok ”

Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya,

“Mah, Mamah. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD

“Sudah dapet Ra. oh ya maaf ya Dik, Tante duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya

Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja

Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku


“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya Rupanaya dia balik lagi, nggak bawa anaknya

“Ada yang kelupaan Tante?”
“Oh tidak ”
“Putrinya mana, Tante?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?”
“Oh, supir yang nganter ”

Kemudian kami terlibat pembicaraan tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus Akhirnya Tante yang bernama Maya tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah

Aku duduk di dekat jendela dan Tante Maya duduk di sampingku Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak Dan aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat

Busyet dah, lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya Wah dia udah kena nih, pikirku Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut

“Ke mana?” tanyaku
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra

“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel

“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum

Kami menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi

Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Tante Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Tante Maya, Tante Maya pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku

Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Tante Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya “Mmhhh kamu nakal sekali deh dari tadi hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku

Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung “Buka dong bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku

Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya

Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari kaitannya) Dan bleggh , payudaranya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya

Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang Nafas Tante Maya semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya

Akhirnya mulutku sampai juga ke buah semangkanya Gila, besar sekali ampun deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus kali Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan

Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Tante Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali

Kulihat Tante Maya segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat Tante Maya bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Tante Maya ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya

Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Tante Maya yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas

Tante Maya menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya Dan dengan segera kupersiapkan batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebbb…” tidak masuk, hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Tante Maya merintih kesakitan

“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah

“Ya deh Tante”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku

“Aarrghh pelan Ndi ” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga

Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras “Arrhhghh…” Tante Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya

“Kenapa Tante, mau udahan dulu?” bisikku padda Tante Maya setelah melihatnya kesakitan
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja

Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras Yah, bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Tante Maya yang ketat sekali

Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Tante Maya Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras

Setelah Tante Maya tenang, segera senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Tante Maya mulai menikmatinya Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku Akhirnya liang kewanitaan Tante Maya mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat

Baru sekitar 12 menitan menggenjot, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwwww… ”, jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas

“Istirahat dulu Tante”, tanyaku

“Ya Ndi aku ingin istirahat, abis capek banget sich Tulang-tulang Tante terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja

“Oke deh Tante, kita lanjutkan nanti aja ”, balasku tak kalah mesranya
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain ”, pancing Tante Maya
“Ah nggak kok Tante, baru kali ini”, jawabku berbohong

“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Tante Maya

“Tante juga hebat, lubang surga Tante sempit banget sich , padahal kan Tante udah punya anak”, balasku balik memuji

“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja

Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan

Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama tiga jam Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi

Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Tante Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah senjataku memasuki liang sorganya

Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Tante Maya harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les piano.

Link Alternatif Inipoker



Link alternatif Inipoker


Link alternatif Inipoker


Link alternatif Inipoker
INIPOKER adalah Agen Bandar66 Online online terbesar dan terpercaya untuk pasaran atau pemain di wilayah Indonesia sejak 2010. Reputasi INIPOKER terus meningkat terutama di kawasan Asia. TIDAK PERNAH mendapatkan blacklist / reputasi buruk di forum situs – situs judi manapun. Keamanan dana dan finansial INIPOKER selalu menjadi prioritas kami. Coba keberuntungan anda bersama kami di INIPOKER hubungi Operator kami via livechat maupun jenis komunikasi yang disediakan di bawah ini :
KONTAK Telp : +855 927 644 08 WHATSAPP : +855 927 644 08 Line : inipoker Wechat : inipoker88

0 Response to "PetikPisang69 - Tante Girang Mulus"

Post a Comment